Rabu, 29 Juni 2011

Definisi trauma medulla spinalis

Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula ada medula ablonata, menjulur kearah kaudal melalu foramen magnum dan berakhir diantara vertebra-lumbalis pertama dan kedua. Disini medula spinalis meruncing sebagai konus medularis, dna kemudian sebuah sambungan tipis dasri pia meter yang disebut filum terminale, yang menembus kantong durameter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang yang berukuran panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian depannya dibelah oleh figura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah oleh sebuah figura sempit.

Kamis, 25 November 2010

Tugas UTS IKD1


KLIEN HIPERTIRODISME

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.
A. DEFENISI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid yang berlebihan.Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah. Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat mengancam jiwa, umumnya keadaan ini timbul pada pasien dengan dasar penyakit Graves atau Struma multinodular toksik, dan berhubungan dengan faktor pencetus: infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stress emosi, penghentian obat anti tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/strok, palpasi tiroid terlalu kuat.
1. Apakah itu tiroid ?
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin.

2.Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme Penyakit grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT. Penyebab penyaldt Grave tidak diketahui namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit otoimun, Yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara 20an sampai 30an.

Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada
pubertas atau kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme tubuh sehingga disertai oleh eningkatan TRH dan TSH. Apabila kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap memproduksi HT dalm jumlah berlebihan. Apabila individu yang bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini disebut gondok nodular toksik. Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus, walaupun jarang.

B. KLASIFIKASI
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

C. PENYEBAB

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

Penyebab Utama
  • Penyakit Grave
  • Toxic multinodular goitre
  • ’’Solitary toxic adenoma’’
Penyebab Lain
  • Tiroiditis
  • Penyakit troboblastis
  • Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
  • Pemakaian yodium yang berlebihan
  • Kanker pituitari
  • Obat-obatan seperti Amiodarone

D. GEJALA-GEJALA
  1. Peningkatan frekuensi denyut jantung
  2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap katekolamin
  3. Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
  4. Penurunan berat, peningkatan rasa lapar (nafsu makan baik)
  5. Peningkatan frekuensi buang air besar
  6. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
  7. Gangguan reproduksi
  8. Tidak tahan panas
  9. Cepat letih
  10. Tanda bruit
  11. Haid sedikit dan tidak tetap
  12. Pembesaran kelenjar tiroid
  13. Mata melotot (exoptalmus)

E. DIAGNOSA
Diagnosa bergantung kepada beberapa hormon berikut ini :
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
  1. TSH (Tiroid Stimulating Hormone)
  2. Bebas T4 (tiroksin)
  3. Bebas T3 (triiodotironin)
  4. Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrabunyi untuk memastikan pembesaran kelenjar tiroid
  5. Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
  6. Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
  7. Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia

F. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis tiroid: mortalitas


ASUHAN KEPERAWATAN
Konsep asuhan keperawatan pada klien hipertiroidisme merujuk pada konsep yang dikutip dari Doenges (2000), seperti dibawah ini :

A. Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
  • Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah, gangguan koordinasi,kelelahan berat
  • Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
  • Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
  • Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, Peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat.
  • Sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia), Rasa nyeri / terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), Infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, Diare, Urine encer, pucat, kuning, poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif ( diare )

4. Integritas / Ego
  • Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
  • Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
  • Gejala : Hilang nafsu makan, Mual atau muntah. Tidak mengikuti diet :peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik ( tiazid )
  • Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, Pembesaran thyroid ( peningkatan kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah ), bau halitosis atau manis, bau buah ( napas aseton)
6. Neurosensori
  • Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan
  • Tanda : Disorientasi, megantuk, lethargi, stupor atau koma ( tahap lanjut), gangguan memori ( baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun; koma). Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.

8. Pernapasan
  • Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
  • Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
  • Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
  • Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otototot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam )
10. Seksualitas
  • Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria ;kesulitan orgasme pada wanita
  • Tanda : Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih. Aseton plasma :positif secara menjolok. Asam lemak bebas : kadar lipid dengan kolosterol meningkat.


Tugas UTS IKD1



ASKEP GLAUKAMA

A.DEFINISI
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa peningkatan tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)
Apa itu glaukoma?
Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian-bagian retina retina dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan
B.ETIOLOGI
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan intraokuler ini disebabkan oleh :
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil

Glaukoma adalah bagian penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya pengelihatan, tetapi proses ini dapat dicegah dengan obat-obatan, terapi laser dan pembedahan. Perlu dicatat bahwa setelah terjadi hilangnya pengelihatan yang disebabkan oleh glaukoma, maka hal ini tidak dapat disembuhkan kembali, maka sangat penting untuk mencegah atau menghentikan proses hilangnya penelihatan ini.

Apa saja gejala-gejala Glaukoma?
Yang mengkhawatirkan, glaukoma seringkali timbul tanpa gejala sampai pada fase terakhir, kecuali glaukoma jenis akut (tekanan bola mata tiba-tiba meninggi sehingga mata terasa sakit sekali). Karena itu deteksi dini glaukoma sangat penting, konsultasikan ke dokter spesialis mata anda mengenai glaukoma untuk pendeteksian dini.
Pada fase lanjut glaukoma, gejala-gejala berikut mungkin timbul:
* Hilangnya pengelihatan sisi samping (perifer).
* Sakit kepala
* Pengelihatan kabur
* Melihat pelangi bila melihat sumber cahaya terang (misalnya lampu)
Siapa-siapa saja yang berisiko terkena Glaukoma?
Pada prinsipnya siapa saja dapat terkena glaukoma. Mulai dari bayi baru lahir sampai pada orang tua. Tetapi penting bila kita mengetahui faktor-faktor risiko dari glaukoma.
Faktor-faktor risiko glaukoma:
  1. Umur
    Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2% dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan bertambahnya usia.
  2. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
    Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
  3. Tekanan bola mata
    Tekanan bola mata diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaucoma. Meskipun untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata dan/atau dokter spesialis mata.
  4. Obat-obatan
    Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
    * Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
    * Penyakit lain

Kamis, 12 Agustus 2010

Daftar Riwayat Hidup

Nama     :   Toton Beni Martono
TTL       :   Suboh, 13 Februari 1992
Alamat    :  Desa Sokaan, Suboh, Situbondo
Telepon  :   085236010444
Alamat E-mail :
          totonbeni@ymail.com
          benitoton@ymail.com
          totonbeni@gmail.com
          totonbenii@gmail.com
Alamat blog :
          www.dianhusadatotonbeni.blogspot.com
Alamat facebook :
          totonbeni@ymail.com
Pendidikan :
          SD Negeri Sumber Canting 01
          SMP Negeri 01 Suboh
          SMA Negeri 01 Bondowoso
          STIKES Dian Husada Mojokerto